Monday, December 19, 2011

Anak!...membentuk keperibadian cemerlang!

KISAH OMAR DENGAN ADIKNYA: CARA MEMBERI GANJARAN

Anak perempuan anda terjatuh ketika sedang bermain dan mengalami sedikit kecederaan pada lututnya lalu menangis. Anak lelaki anda, Omar ketika melihat adiknya jatuh langsung mendekatinya dan mengangkat serta menghiburnya. Anda yang sedang memerhatikan apa yang berlaku harus menghampiri Omar segera dan berikan kata-kata pujian seperti: 

“Bagus betul Omar tolong adik tadi. Beruntunglah mama dapat anak yang sayangkan adiknya. Allah akan kasih pada Omar karena sudah menolong adik.”

Perkara-perkara yang perlu diingat.........

1. Berikan pujian segera setelah anak anda melakukan sesuatu perkara yang baik.

2. Beritahu anak anda secara khusus perkara baik yang telah dilakukannya.

3. Beri pujian dengan penuh keikhlasan dan kasih sayang.

4. Variasikanlah cara memuji anak anda. Jangan guna ungkapan yang sama setiap kali anda memuji.

Perhatikan daripada contoh di atas, terdapat empat perkara:

1. Ibu memberi tahu anaknya bahwa perkara yang telah dilakukan anaknya adalah sesuatu yang baik.

2. Ibu telah menyatakan rasa bangganya terhadap anaknya.

3. Ibu mengambil kesempatan untuk menyedarkan anaknya, betapa dia (anaknya) menyanyangi adiknya.

4. Ibu mengambil kesempatan menerapkan rasa kasih anaknya kepada Allah dengan memberitahunya betapa Allah mengasihi orang yang berbuat baik.

ANAK PERLUKAN PERHATIAN (ATTENTION)

1. Semua anak memerlukan perhatian.
2. Anak kita akan melakukan apa saja untuk mendapatkan perhatian.
3. Kalau diberi pilihan tentunya anak kita akan meminta perhatian dalam bentuk positif yaitu kata-kata penghargaan, pujian dan sebagainya.
4. Jika anak kita sama sekali tidak mendapat perhatian, mereka akan melakukan hal-hal yang mereka tahu
akan mendapat perhatian walau pun dalam bentuk negatif seperti kena marah, dipukul atau didenda.
5. Anak-anak lebih rela dimarahi daripada mereka tidak diperhatikan sama sekali.
6. Ibu bapa sering lupa menyatakan penghargaan mereka apabila anak-anak berkelakuan baik.
  
Budaya Timur

1. Dalam budaya Timur khususnya masyarakat Melayu, kita jarang memberi pengakuan apabila anak-anak kita melakukan hal yang baik.
2. Biasaanya, kita hanya berdiam diri dan ini menyebabkan anak-anak merasa tidak dihargai.
3. Kita selalu menganggap bahwa anak kita akan memahami bahwa apabila kita berdiam diri, bermakna kita bersetuju dan berpuas hati dengan tindakan mereka.
4. Tetapi sebaliknya, apabila anak-anak kita melakukan kesalahan, amat mudah bagi kita untuk memarahi, meninggikan suara serta memukul mereka.
5. Secara tidak langsung, mereka akan membuat kesimpulan sendiri bahwa semua yang mereka lakukan itu tidak betul dan mereka selalu dimarahi dalam segala situasi apapun.
6. Dalam masyarakat Melayu juga, orang tua lazimnya kurang atau tidak memberi pujian kepada anak-anak, terutama mereka yang sudah bersekolah dan lebih-lebih lagi, remaja.
7. Kadang kala kita merasa kekok, canggung dan malu untuk memberitahu penghargaan kita kepada mereka.
8. Untuk mengatasi masalah ini kita perlu kreatif untuk mencipta dan mensosialisasikan ungkapan-ungkapan yang berbentuk penghargaan (appreciation) dan pujian.
10. Ungkapan-ungkapan ini apabila sering dipakai aknirnya akan diterima sebagai sebuah trend.
11. Kita perlu mengingatkan diri sendiri untuk selalu memberi pujian kepada anak-anak kita tetapi atas sebab-sebab yang sepatutnya.

BAGAIMANA TABIAT BAIK SERING DIABAIKAN: KISAH AHMAD DI DEWAN MAKAN

Pada hari pertama sekolah setelah kelas, Ahmad, seorang pelajar, menjerit dan menganggu kanak-kanak lain serta membuang makanannya dimana-mana ketika waktu makan. Guru yang mengawasi mereka memarahi Ahmad dengan meninggikan suaranya. Pada keesokkan hari, Ahmad masih berkelakuan seperti hari sebelumnya; dia menjerit, mengganggu kawan-kawannya dan menumpahkan air sirupnya. Guru yang sama, memarahi dan mencubit Ahmad.
Pada hari ketiga, Ahmad berkelakuan sangat baik; tidak menjerit atau mengganggu kawan-kawannya dan menghabiskan makanannya dengan sopan. Akan tetapi, gurunya sama sekali tidak mempedulikan Ahmad, seolah-olah Ahmad tidak ada bersama kawan-kawannya yang lain.
Bayangkan bagaimana kelakuan Ahmad pada hari keempat….
Sudah semestinya Ahmad akan menjerit dan berkelakuan karena dengan cara ini, dia mendapat perhatian semua orang terutamanya daripada gurunya. 

Rumusan dari kisah:
1. Guru memberi perhatian kepada perkara negatif yang dilakukan Ahamd tetapi tidak memberikan perhatian apabila ia berkelakuan baik.
2. Ahmad akhirnya berkesimpulan bahwa untuk mendapat perhatian gurunya semula ia mesti melakukan hal-hal yang negatif.
3. Senario seperti ini sering berlaku di rumah. Oleh karena itu, orang tua perlu senantiasa peka supaya kelakuan baik anaknya selalu mendapat penghargaan yang sewajarnya. Dengan cara ini, anak-anak akan senantiasa terdorong untuk melakukan perkara positif.
4. Kurangilah memberi perhatian kepada anak apabila mereka melakukan perkara negatif.

1 comment:

minah senget said...

boleh dijadikan panduan bila memiliki zuriat nanti...