Wednesday, October 21, 2015

Suatu memoir "afalaa tubsiruun/ta tafakkaruun"...A memoir of "afalaa tubsiruun/afala ta tafakkaruun"

Sidang pembaca blog ini...

Teringat sepotong ayat al Quran Surah Al Jumaah ayat 11 (62:11)....
A010
Kemudian setelah selesai solat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi (untuk menjalankan urusan masing-masing), dan carilah apa yang kamu hajati dari limpah kurnia Allah, serta ingatlah akan Allah banyak-banyak (dalam segala keadaan), supaya kamu berjaya (di dunia dan di akhirat).


my lonely home under the heaven
Photo credit to www.zahariz.com

Makna kata, setelah selesai solat dan beribadah, Allah swt suruh kita keluar berusaha, bukan bersantai santai, usaha bersungguh sungguh cari rezeki atau pa yang dihajati mengikut kelebihan, kemahiran dan kepakaran masing masing SAMBIL mengingati Allah banyak banyak dan Allah doakan kita berjaya.

Ada beberapa perkara;
  1. Solat kemudian;
  2. Berusaha mencari kurnia Allah SAMBIL;
  3. Mengingati Allah dengan apa jua cara sekalipun;
  4. Dan dengan keadaan sedemikian Allah doakan kita berjaya dunia dan akhirat

Photo credit to www.zahariz.com

Justeru, bolehlah diambil kefahaman bahawa kita masing masing punya peranan mengikut kelebihan dan kepakaran masing masing maka laksanakanlah usaha sebaik mungkin mengikut kepakaran masing masing dan berjayalah kita dalam usaha kalian...



Teringat akan ungkapan di atas saat aku membaca blog Sdra Zahariz sambil rasa terkesima memenuhi ruang pemikiran dan rasa www.zahariz.com dan alhamdulillah aku bangga punya rakan sehebat ini---dia seorang "multiskills"...photographer, writer, traveler dan moga moga jadi daei yang berjaya....

Photo credit to www.zahariz.com
Membacanya dan meneliti kisah perjalanan, aku kagumi susuk ini. Semangat dan inspirasi yang aku perolehi dari hikmah ceritanya membuatku rasa semacam.

Kisah dia adalah inspirasi...
Jika dia BOLEH mengapa kita tidak?

Aku membayangkan diriku dalam semangat yang sama seperti beliau. Jika setiap diri melaksanakan dan melakukan peranan masing masing dengan sebaiknya berbanding bercakaran sesama sendiri....secara keseluruhannya pasti Islam kan bangkit dan kuat kembali...ini rasa yang hadir.

Saudara Zahariz punya semangat dan keinginan yang kuat. Punya wawasan tersendiri serta komitmen yang jitu tentang apa yang mahu dilakukan dengan hidupnya. Ringkasnya, dia dia memahami akan dirinya dan meletakkan dirinya dalam kerangka yang sesuai dengan hidupnya. Dia suka mengembara, dan menggunakan itu sebagai langkah untuk maju kehadapan sebagai pengembara yang meneliti dunia keindahan ciptaan Illahi....

Aku fikir dia sedang melaksanakan apa yang Allah swt katakan sebagai melihat ciptaan Allah di langit dan di bumi agar mengerti dan memahami akan semuanya ialah milik dan dijadikan oleh Maha Pencipta. Ringkasnya, pengembaraan beliau ialah pengembaraan mengenali diri dan mengenali Maha Pencipta.

Photo credit to www.zahariz.com
Beliau menjadikan kemahiran + kemahuan + kepakaran + semangat + ilmu (fotografi, videografi, penceritaan serta komunikasi) + hidupnya dan menggembelingkan semua menjadi suatu tatapan dan cerita yang boleh kita mengambil inspirasi darinya. Itulah Zahariz Khuzaimah. Seorang Islam dan anak melayu yang membuktikan dirinya....."jika orang lain BOLEH mengapa aku tidak boleh".

Aku mengimpikan individu ummah yang "versatile" dan "multiskills"....aku juga ingin menjadi sedemikian dengan caraku sendiri....

Moga kalian juga akan berjaya dunia dan akhirat hendaknya...

Amiin...



English Version:

Dear blog readers...

I remember suddenly of the verse from the Holy Quran of Sura Al Jumuah verse 11 (62:11)
A010

And when the Prayer is finished, then disperse in the land and seek of Allah’s grace, and remember Allah much, that you may prosper.

Which means that, whenever a person has completed his solah, one is urged to go out or disperse on earth and seek his bounties while doing so he must be in the state of remembrance of Allah in whichever ways he can and not only that, Allah pray for his success and prosperity in his life (in this world and hereafter). 

There few things that we can learn from here:
  1. Pray and then;
  2. work hard to seek Allah's bounties and grace WHILE;
  3. Remember Allah as much as we can and whatever ways possible;
  4. and with that Allah pray for our success in this world and hereafter.
Hence, it is a matter of understanding that each and everyone of us has our own roles and responsibilities as well as expertise that we can do for our own good, galvanize it and make the utmost performance and be successful on that.

Reading his blog and going through his story made me at awe, and I am astonished! he is such an inspiring person to me and I think to us all. I can feel the spirit like him. 

While reading Zahariz's blog at www.zahariz.com I felt a feeling of heartful, excited and impressed coming into my mind which I couldnt explain and praise to Allah that I felt inspired and proud to have a great friend like him -- he is multiskills in his own way....a photographer, videographer, writer, traveller and I pray him to become a great Daei/Preacher as well...


His stories were inspirational and so the photos taken were amazing and awesome.
If he can Do it, why we cannot?

I dreamt of myself in the same spirit like him. Just imagine if everyone of us could do the same and explore the unimaginable in the pursuance of success in life, rather than fighting and criticizing each others, what a wonderful world we going to have....I believe that even Islam could rise again and becomes stronger and united like before......I have this kind of feelings in me....

Brother Zahari had proved of himself of strong willed person and highly spirited kind of guy. He did what he knows best. He had his vision of life, knowing what he wanted to do and moving towards it and achieved the unimaginable one could do. In short, he knew himself, and put himself in that special perspective within the framework of his vision in life. That was why he achieved tremendous achievement in his undertakings. He loved travelling and he used that interest, nurtured it and making it happened while exploring the beauty of this world, experiencing Allah almighty's works in this world. What a wonderful journey Zahari had gone through. I envy him personally.

I think he had succeeded in his endeavours and did what Allah has said so in the holy Quran - to observe and contemplate Allah's creations on earth and in the sky. This inevitably led him and us all to appreciate and recognized Allah creations and admitting that all belonged to Allah the alMighty. As a matter of fact, his journey is self realization journey to know oneself and to know the AlMighty.

Indeed he used his skills (photography, videography, writings, stroy tellings and communication), knowledge, interest, expertise, spirit, and his life, blended it togetherto make amazing story and awesome scenery that we could be inspired off. That was Zahariz Khuzaimah. There goes a saying "if he can why couldnt us" is all I could say about him.

I aspire to become like him and looking forward and urge all of us to become versatile and multi-skills like him and hopefully I could do so one fine day.

Please read through his blog at www.zahariz.com and explore the beauty and amazing stories of his journey.

I pray to Allah that that all of you are successful in this life and hereafter...insyaallah

Ameen

Tuesday, October 20, 2015

Jiwa besar.....


Suatu ketika dalam detik waktu yang terdahulu....ini kisahnya.
Setiap pagi saat aku menuju ke tempat "thumbprint" di pejabat aku pasti terserempak dengan mereka...

Itulah rutinnya...
Setiap hari itulah, mereka memulakan kerja..
Seawal pagi melaksanakan tugas tanpa jemu...
Ruang dan kawasan sangat besar untuk diselesaikan..
Tapi mereka terap tersenyum dan sentiasa menegur ku atau aku menegur mereka..


Biasa biasa akan tetapi semangat luarbiasa...
Itulah si tukang sapu...
"Assalamualaikum selamat pagi tuan"...begitulah. Pernah aku bertanya jam berapa sampai? "Seawal jam 6.30 pagi" jawab mereka. Pernah juga aku ucapkan terimakasih dan belanja sarapan pagi....seraya bertanya. "Hari Sabtu pun kerja?" tanyaku. "Kena buat tuan, sebab kalau tak buat hari Isnin nanti habis bersepah lagi banyak" ujarnya.

Aku termenung..

Kalau setiap dari diri yang ada di pejabat ini menjaga kebersihan pasti tidaklah terlalu banyak kerja yang perlu dilunaskan.

"Tak pe tuan, saya pun nak buat pahala untuk diri saya. Saya ni ngaji tak tinggi tapi sekurang kurangnya biarlah saya mampu menyumbang untuk anak bangsa kita...seperti mana tuan mengajar anak bangsa kita...tuan pun selalu balik malam sebab ada kelas malam" dia menjelaskan seolah olah memahami apa yang ada dibenak kepalaku. Aku termenung kembali....terdetik bahawa insan ini punya pemikiran dan pemahaman luar biasa akan erti perjuangan dan pengorbanan.
 Hari ini dia umpama guru pula kepada ku yang kerdil ini. Aku pelajari dari insan ini erti tidak mementingkan diri....sebuah erti pengorbanan dan semangat juang walau tanpa imbuhan atau imbuhan yang amat sedikit.

Ini cukup luar biasa bagiku...hati budinya yang sungguh luar biasa. Inilah aura yang hebat dari orang yang biasa biasa tapi punyai semangat dan daya juang luar biasa...

Aku terus termangu...memikirkan adakah pelajar pelajar ku yang bakal jadi insan insan 
hebat suatu hari nanti kan mengerti hari ini dan sekarang erti sebuah pengorbanan dan perjuangan yang ikhlas?



Kadang kadang kita perlu lebih mensyukuri hidup ini dan bersyukur kerana dipertemukan dengan insan insan hebat yang memberi kita secebis hikmah dan pengajaran. Jangan jadi manusia yang hanya menongkat langit tanpa melihat ke bumi kelak kan jadi umpama Tanggang mahupun Qarun atau Firaun yang angkuh dengan duniawi dan apa yang dimiliki walhal tidak secebis pun memiliki segala yang diRASAkan dimiliki kerana sesungguhnya semuanya adalah milikNYA....

Kita hanya sekadar punya RASA memiliki walhal sebenarnya kita tidak memiliki langsung. Segalanya adalah miliknya...telefon bimbit yang canggih yang dibeli dengan duit kita pun bukan milik kita secara hakiki....malah duit yang diguna untuk membelinya juga bukan milik mutlak, ia rezeki dari Allah dan milik Allah. Hatta nafas yang dihirup dan dihembus pun bukan milik kita....lalu bagaimana mungkin kita harus mendabik dada? Bahkan sesungguhnya, kita tidak layak langsung untuk mendabik dada dan bermegah. Oleh kerana manusia itu zalim terhadap dirinya dan menjadi angkuh dan megah lalu cuba mengambil keangkuhan dan kemegahan yang merupakan  milik Allah maka manusia dijanjikan dengan seksa dan azab dek kerana bermegah dengan apa yang bukan miliknya...

Aku mengimbau....lalu hingga saat ini sesekali aku teringat ungkapan si tukang sapu...dia hebat bagiku. Moga moga Allah redhai amalnya.....

Friday, October 2, 2015

Ku jelajahi Sepanyol: Seville ke Granada....Siri 2

Assalamualaikum dan salam sejahtera...

Ku sambung coretan lalu ku gali pengalaman.














Pagi itu setelah sarapan kami menuju ke Stesen Bas Seville, mahu mencari pengangkutan ke Cordoba. Jenuh membelek dan membaca serta mengunjungi dari satu kaunter ke kaunter melihat waktu perjalanan. Seperti biasa bahasa Sepantol menjadi kekangan, mereka tidak berkomunikasi dalam bahasa Inggeris. Orang Sepanyol tidak memandang bahasa Inggeris sebagai bahasa komunikasi antarabangsa. Malah kebanyakan negara Eropah berkomunikasi dengan bahasa Perancis.

Hanya sangat kecil bilangannya yang ku temui yang faham sepatah dua kata dalam bahasa Inggeris. Perlu menemui "ORANG LUAR" atau immigran yang bukan berbangsa Sepanyol untuk berbahasa Inggeris.....ada peluang yang besar bahawa mereka akan berkomunikasi dalam bahasa Inggeris. Jadi aku menuju ke sebuah kedai runcit kecil yang dimiliki oleh seorang perempuan Cina. Benar! Dia berkomunikasi sedikit sebanyak dalam bahasa Inggeris. Membantuku dengan menunjuk arah serta cara untuk menuju ke Cordoba. Akhirnya kami di dalam bas menuju ke Cordoba, yang mengambil masa kira kira 1 jam lebih perjalanan. Tertulis di penunjuk jalan perkataan MEDINAT AZZAHRA.....oh aku semakin dekat ke Cordoba. Tiket bas tidaklah mahal. Masih lagi dalam peruntukan bajet musafirku.
Gembiranya rasa di hati...cumanya apabila kita bermusafir sebegini, tambahan pula dengan bas, kita tak tahu dimana kita patut berhenti dan turun bas. Jadi, kami mengambil jalan selamat dengan turun di stesen bas utama Cordoba...Estacion De Cordoba namanya....

Tengahari di Cordoba


Cordoba memang gah namanya dan sejarahnya yang selalu di sebut sebut. Aku belajar tentang Cordoba saat di UIA, ketika mengambil subjek History of Political Thoughts.....nama Cordoba terus terngiang ngiang di telinga ku sejak itu. Cerita tentangnya kedengaran sangat hebat. Apabila sampai di sini, jejak mata mengakui betapa hebatnya Cordoba ini. Memang benar. Amatlah rugi jika berkunjung ke Sepanyol akan tetapi tidak mampir di Cordoba dan lalu menelusuri kesan sejarah dan kegemilangan Cordoba ini di celah celah lorong dan penempatan kemudian berhenti rehat sambil minum kopi Cordoba sambil menikmati pemandangan Cordoba lewat petang yang sangat asyik dan indah. Keindahannya umpama syurga dunia....

Melawat Masjid Cordoba yang sangat indah dan cantik serta mengagumkan......berada di sana sehingga matahari tenggelam. Syahdu menyaksikan sesuatu yang pernah gemilang di abad ke 8 dahulu, kini kusam, hilang seri akan tetapi masih menampakkan kehebatan dan kegagahannya....ia sesuatu yang amat mengagumkan pandangan. Aku sedih kerana ia juga mercu tanda runtuhnya Islam di Cordoba.....dulunya masjid Cordoba yang cantik dan indah sekali, sekarang sudah menjadi gereja. Aku kagum dan takjub dengan senibinanya.....benar kata orang, jika pergi ke Sepanyol, 'wajib' bagi ziarah lihat dan hargai sendiri Cordoba dan Al-Hamra....malah sehingga hari ini, kawasan itu dikenal sebagai Madinatut Zahra' dan tertera di papan tanda jalan....hanya berjalan kaki sekitar 10-15 minit dari stesen bas Estacion de Cordoba....


Cordoba memang indah dan cantik..ia agung. Ia manifestasi kehebatan Islam suatu ketika dahulu. Sekarang ia tinggal kenangan. Kami berjalan di sekitar Masjid Cordoba, melalui lorong lorong kecil yang penuh dengan gerai menjual cenderamata. Kami terpana melihat ukiran di dinding luar masjid dan dalam masjid Cordoba ini. Sayu dihati melihat tinggalan Islam ini sudah menjadi gereja. Ia bukan milik KITA lagi. Melihat rumah rumah dengan senibina indah di sekitar masjid Cordoba ini serta kawasan lapang di luar dan dalam masjid mengingatkan aku betapa suatu ketika dahulu di sinilah pusat tamadun ilmu, budaya dan kehebatan sains dan teknologi umat Islam. Nama nama seperti al Farabi dan al Kawarizmi terpacul dalam ingatan ku. Aku membayangkan kumpulan kumpulan pelajar dan para ilmuwan berdiskusi dan berilmiah sesama di sini. Disinilah juga kemuncak tamadun Islam berkembang suatu ketika dahulu. Bersamaan dengan Istana Al Hamra yang hebat dan mengagumkan.

Aku termenung di birai jambatan Cordoba sehingga lewat petang menyaksikan sang mentari tenggelam dengan penuh kesyahduan menutupi sinar gemerlapan Masjid Cordoba yang indah ini. Menjelang malam kami bertolak kembali ke Seville dalam keadaan lapar dan sejuk. 

Aku tidak mampu mengungkap pengalaman terindah apabila berada di Cordoba akan tetapi cukup ku katakan, bahawa jika kalian mencari suatu tempat yang hebat, tamadun hebat manusia dan umat Islam, kalian berkunjunglah ke sini. Sampai bila bila, selain dari Masjidil Haram, Masjid Nabawi dan Masjid al Aqsa, aku mengagumi Cordoba dan ia akan sentiasa menjadi kenangan terindah dalam hidup aku dan isteri ku.....

Kami pulang agak lewat ke Seville-Hotel Gran Lar....perjalanan yang sepatutnya hanya 1jam setengah menjadi 3 jam kerana pemandu bas telah tersesat jalan menuju ke Seville. Lapar betul malam itu, dengan kedinginan sekitar 4'C....akhirnya mee segera menjadi hidangan makan malam enak di kedinginan musim sejuk di Seville.


Pagi 24 Disember, aku keluar awal dari hotel Gran Lar, menuju ke Real Alcazar, Catedral Y Giralda, La Real Maestranza, Torre del Orro, Archivo de Indias di sekitar jalan Avenue de la Constitucion....satu kawasan yang pernah menjadi pusat pemerintahan Islam di Sepanyol....ia bangunan banguna bersejarah yang lama dengan rekabentuk tersendiri dan berbeza antara satu sama lain. Cantik dan hebat rekabentuknya. Kami pulang ke hotel, makan tengahari nasi berlaukkan rendang daging dan serunding daging yang kami bawa dari rumah....lapar, dingin adalah satu kombinasi yang membangkitkan selera makan kami setelah dari pagi hingga tengahari kami berjalan jalan sekitar Seville.

Sekitar jam 1, kami check out dan menuju ke Estacion de Santa Justa untuk menaiki keretapi Renfe ke Granada.....hanya berjalan kaki sekitar 15 minit. Menaiki keretapi Renfe Media Distancia menuju ke Granada, aku melihat di kanan kiri ladang ladang pokok zaitun dan pokok oren yang luas dan cantik. Kelihatan juga bangunan kecil lama yang kelihatan seperti kubu kubu kecil tinggalan tentera Islam dahulu di lereng lereng bukit. Aku mengatakan ia kubu tentera Islam kerana rekabentuknya yang menyerupai rekabentuk Islam. Aku hanya sempat mengambil beberapa keping gambar akan tetapi kurang jelas kerana keretapi bergerak laju.

Tanggal 25 Ogos, aku berada dalam keretapi menuju ke Granada. Telefon Blackberry Bold 9790 ku ini pula mengalami masalah. Ia 'pening', sentiasa 'On Off'. Aku tidak dapat menggunakannnya untuk membuat catatan ini. Ia telefon yang paling lama aku gunakan. Sudah 2 tahun lebih ia setia menjadi medan aku menulis blog dan mengemaskini blog. Apapun....aku tiba di Granada lewat malam dalam suhu sekitar 5-7' selsius. Ia sejuk. Aku menuju ke Hotel Ben Humeya yang berdekatan dengan jalan Gran Vie Granada bersama isteri. Kami berehat dan lena tidur dalam kesejukan malam yang sangat dingin. Pemanas di bilik seolah olah tidak begitu berfungsi. Kami hanyut dalam tidur keletihan di kedinginan malam.

Keesokan pagi, dalam hujan renyai musim dingin, kami bergegas ke stesyen bas Granada seperti yang ditunjukkan oleh pekerja hotel. Dingin pagi serta hujan, kami berjalan kaki. Ia bukan stesyen bas Granada, ia adalah stesyen tempat menunggu 'city tour al hambra'....kami telah tersalah diberi maklumat. Mujur ada seorang wanita Magribi yang menunjukkan supaya kami menaiki bas no 3 yang akan menuju ke stesyen bas Granada. Aku menaiki bas ke stesyen kemudiannya. Sebenarnya amat kritikal untuk kami ke stesyen bas Granada secepat mungkin. Akhirnya kami sampai di sana.

Aku menuju ke kaunter bas ALSA Liners lalu bertanya berbagai soalan. Apa yang penting saat itu ialah memastikan bahawa tiket bas pulang dari Morocco ada iaitu dari Algeciras-bandar pelabuhan yang dulu dikenal sebagai Gibraltar ke Madrid pada tarikh 29 Disember, serta memastikan tiket bas menuju ke Casablanca juga ada pada esok hari iaitu 27 Disember juga ada, memandangkan bahawa pada saat itu ramai orang Sepanyol bercuti begitu juga orang Magribi yang bekerja di Sepanyol bertolak pulang ke Magribi. 

Kami juga perlu memastikan tiket 'as Safiinah' iaitu feri di Algeciras menuju ke Tangiers dan dari Tangiers menuju ke Taariifa juga ada. Inilah cabaran yang perlu kami uruskan pada hari ini di Granada. Semuanya diurus sendiri. Akhirnya, kami mengambil keputusan menuju ke Malaga untuk memeriksa keadaan Puerto de Algeciras sambil sambil melawat bandar paling selatan iaitu Malaga. Ia umpama bandar maritim. Banyak bot persiaran berlabuh di Malaga. Kami sampai di Malaga sekitar jam 4 pm. Sempat bertemu dan bersembang dengan penjual kebab bangsa Palestin yang membuka kedai kebab di Estacion de Autobuses de Malaga. Kami bertanya tentang perjalanan menyeberangi Selat Gibraltar melalui Algeciras. Dia memberi beberapa tip yang snagat berguna. Akhirnya setelah meyakini bahawa tiket pergi Morocco-Casabalanca mudah didapati serta tiket pulang dari Morocco juga mudah didapati, lalu kami membuat keputusan meneruskan perjalanan ke Morocco menggunakan bas dan pulang menggunakan keretapi. Rupa rupanya, kos menaiki keretapi dari Casabalanca ke Tangiers (pelabuhan di sebelah Morocco) lebih murah berbanding menaiki bas.....itu yang aku pelajari.